Saat mengunjungi Malang, pasti sudah tidak asing dengan beberapa kata berikut seperti Oskab, Sam, Kuy, Woles, Helom, Nakam, Ker, Ongis Edan, Nendes Kombet, Odis, Ayas, Umak, dan sebagainya.
Walaupun memang Malang menggunakan Bahasa Jawa untuk sehari-hari, beberapa kata tersebut sudah menjadi bahasa khas dari Kota Malang dan dianggap sebagai bahasa Malangan.
Beberapa kata di awal adalah bahasa Malangan yang disebut dengan Boso Kiwalan atau Bahasa Walikan atau Bahasa Kebalikan. Bahkan beberapa kata walikan tersebut dipakai sebagai nama dari produk atau brand yang ada di Malang.
Bahasa ini menjadi keunikan dan ciri khas logat Malang karena bahasa ini hanya ada di daerah Malang. Bahasa walikan ini konsep dasarnya adalah kata dari Bahasa Jawa susunan katanya yang dibaca dari huruf terakhir ke huruf depan. Misalnya seperti kata Bakso jika dibalik menjadi Oskab, Odis menjadi Sido (bahasa Indonesia: Jadi).
Namun, tidak semua kata dapat dibalik menjadi bahasa walikan karena ada beberapa aturan lain. Misalnya kata Pulang tidak dibalik menjadi Gnalup tapi menjadi Ngalup, Senden Tembok (Bersandar ke Dinding) tidak dibalik menjadi Nednes Kobmek tapi menjadi nendes kombet.
Keunikan dari Bahasa Walikan Malang ini ternyata memiliki sejarahnya tersendiri lho!
Sejarah Boso Kiwalan atau Bahasa Walikan
Awal terciptanya Bahasa Walikan ini adalah bentuk pemikiran dari pejuang Gerilya Rakyat Kota atau GRK pada jaman penjajahan Belanda. Mereka khawatir pembicaraan mereka diketahui oleh pihak Belanda karena pada saat itu terdapat banyak mata-mata Belanda yang menyusup dalam pejuang Malang yang memiliki tujuan dalam mendapat informasi dari GRK. Sehingga muncul lah ide untuk membalik kata sebagai cara untuk berkomunikasi antar sesama pejuang GRK sehingga menjadi identitas dari pejuang GRK dan menjaga bocornya informasi.
Salah satu orang dibalik terciptanya Bahasa Walikan ini adalah Pak Suhudi Raharno. Pak Suhudi Raharno gugur oleh Belanda pada September 1949 di daerah Dukuh Genukwatu atau sekarang adalah Purwantoro. Sebelumnya, Wasito yang juga salah satu orang pencetus Bahasa Walikan ini yang merupakan teman akrab dari Pak Suhudi gugur terlebih dahulu di wilayah Gandongan yang sekarang adalah Pandanwangi. Pak Suhudi Raharno dan Wasito dimakamkan di Taman Makam Pahlawan yang berada di Jalan Veteran Kota Malang.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan jaman, bahasa rahasia yang awalnya untuk berkomunikasi antar pejuang GRK sekarang menjadi bahasa gaul dan bahasa khas Malangan yang masih digunakan oleh warga Malang dan pendatang hingga saat ini.
Begitulah sejarah singkat dari Bahasa Malangan, Osob Kiwalan. Semoga bisa menambah informasi kita, ya.
OFFICIAL WEBSITE :
RUMAH OXYZ
PORTOFOLIO DESAIN